Setelah kemelut,
hamaolon, di HKBP, Ds. G.H.M. Siahaan selalu memelihara hubungan baik dengan
Sekretaris Jenderal, yaitu Ds. P.M. Sihombing, MTh. Demikian juga dari pihak
Sekretaris Jenderal. Dengan demikian hubungan Ephorus dan Sekretaris Jenderal
sangat baik dan harmonis. –
Dalam menentukan
pilihan untuk memimpin acara peresmian atau pesta gerejawi, Ds. G.H.M. Siahaan
tidak pernah membeda-bedakan jemaat yang di kota atau yang di desa. Bahkan ia
selalu lebih mengutamakan memimpin acara pesta atau ibadah di jemaat desa dari
pada kota, karena memang Ds. G.H.M. Siahaan lebih suka dan lebih familier
dengan jemaat yang tinggal di desa dari pada yang tinggal di perkotaan.
Beliau
selalu menghormati Ds. P.M. Sihombing · sebagai Sekretaris Jenderal HKBP.
Demikian juga sebaliknya, Ds. P.M. Sihombing selalu menghormati Ompu i. Ds.
G.H.M Siahaan sebagai Ephorus HKBP. Ds. G.H.M. Siahaan selalu membicarakan
segala sesuatu dengan sekretaris Jenderal mengenai kebijakan Pimpinan HKBP. –
Dengan demikian
Ephorus dan Sekretaris Jenderal dapat sejalan, satu ritme kepemimpinan dan satu
pertanggung-jawaban di dalam membawa · perahu HKBP ke masa depan yang lebih
baik. Untuk menentukan jadwal kunjungan ke jemaat, atau rapat-rapat oikumenis
di dalam dan luar negeri, misalnya, Ds. G.H.M. Siahaan selalu lebih dahulu
menawarkan kepada Sekretaris Jenderal, apakah Sekretaris Jenderal berkeinginan
mewakili HKBP menghadiri rapat oikumenis di tingkat nasional dan internasional.
–
Hanya apabila kurang
memungkinkan karena kesehatan atau tugas yang lain, Ephorus Ds. G.H.M. Siahaan
baru meminta agar Sekretaris Jenderal melakukan suatu tugas atas nama HKBP.
Apabila dalam satu minggu ada dua kegiatan, misalnya satu di Jakarta atau Jawa,
satu lagi di Tapanuli atau Sumatera Utara, maka Ds. G.H.M. Siahaan selalu
memberikan kesempatan pertama kepada. Sekretaris Jenderal, Ds.PM. Sihombing
untuk memilih nya, kecuali jemaat atau Ressort telah meminta secara khusus agar
Ephorus yang datang memimpin acara tersebut. –
Apabila dalam satu
minggu hanya ada satu acara, maka biasanya Ompu i akan mengajak Sekretaris
Jenderal untuk pergi bersama-sama menghadiri acara gereja tersebut.
Kebiasaan
itu didukung oleh sifat Ds. G.H.M. Siahaan yang tidak pernah memerintah
bawahannya secara langsung untuk melakukan sesuatu. Sistem order atau perintah
tidak pernah dipakai Ompu i untuk menugaskan seseorang melakukan sesuatu.
Biasanya ia akan bertanya, atau memberitahukan suatu keadaan. –
Berdasarkan ucapannya
itulah kita ketahui ada sesuatu yang hendak kita laksanakan sesuai dengan
keinginan yang ada di benak Ompu i. Hal itu memang kadang-kadang menyulitkan
bagi seorang staff, karena harus menebak apa kira-kira yang dimaksud Ompu i.
Namun setelah mengenal lebih dalam sikap dan sifat kepemimpinan Ompu i, maka
apa yang diinginkan Ompu i sangat mudah dipahami. Sikap dan sifat kepemimpinan
Ompu i sebenarnya hanya untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi setiap
pelayan dalam tugas dan jabatannya masing-·masing.
Ds. G.H.M. Siahaan
bukan saja berusaha bagaimana agar menjadi seorang pemimpin yang pantas
diteladani, tetapi juga berusaha menunjukkan sebagai ruas atau warga jemaat
yang baik. Ds. G.H.M. Siahaan dan keluarga, misalnya, terdaftar dalam
Taufregister HKBP Pearaja sebagai ruas sekaligus sebagai Parhalado.
Hal itu
kemudian diikuti Sekretaris Jenderal dan Staff yang berdomisili di·sekitar
Pearaja. Dengan demikian, Ds. G.H.M. Siahaan mempunyai hak dan tanggung jawab
di HKBP Pearaja. –
Ada hak untuk
memperoleh pelayanan dari Majelis Gereja, dan ada tanggung jawab terhadap
Gereja sebagai warga jemaat biasa, seperti memberikan persembahan bulanan dan
iuran dana pembangunan. –
Oleh karena itu, Ds.
G.H.M. Siahaan selalu diikutsertakan dalam setiap aktivitas dan pelayanan
jemaat, seperti sermon pada hari Jumat, Partangiangan, Kebaktian Lingkungan
Warga, roster berkhotbah pada kebaktian Minggu.
Sebagai contoh, sudah menjadi
tradisi selama kepemimpinan Ds. G.H.M. Siahaan bahwa yang berkhotbah di HKBP
Pearaja pada Natal Umum 24 Desember adalah Ephorus, dan yang berkhotbah pada
Kebaktian Akhir Tahun 31 Desember adalah Sekretaris Jenderal. Ds. G.H.M.
Siahaan juga turut mengikuti acara pesta-pesta, melayat kemalangan, maupun
mengadakan penghiburan kepada yang berduka. –
Oleh karena itu,
setiap ada kegiatan atau peristiwa di jemaat HKBP Pearaja harus diberitahukan
kepada Ompu i. Bila hal itu memungkinkan, Ompu i pasti turut pergi, misalnya
melayat, sekalipun pada malam hari. Pada jam-jam kerja tertentu ada kebiasaan
Ephorus melakukan kunjungan an tar ruang kantor para Staff dan pegawai. Ia
datang untuk melihat-lihat, mengobrol, dan bersilaturahmi. Kadang-kadang ia
masuk ke satu kantor Departemen lalu ke Departemen lain, atau dari satu kantor
Biro ke kantor Biro yang lain.
Biasanya Ompu i langsung mengambil kursi dan
duduk sebagaimana layaknya tamu atau warga jemaat yang sedang berurusan ke
Kantor Departemen atau Biro. Sekalipun kedatangannya itu hanya sekedar
basa-basi, tanpa ada tujuan tertentu, kecuali mengobrol dan bersilaturahmi,
namun makna kedatangan dan kunjungan Ompu i sangat azasi, karena memberi
semangat kerja bagi para staff dan pegawai.
Pada satu sisi,
kunjungan seperti itu dapat dipahami sebagai upaya menjalin hubungan baik
antara pimpinan dengan yang dipimpin. Akan tetapi pada sisi lain, ada yang
paling hakiki, yaitu sentuhan nilai dan harkat manusiawi, di mana para staf dan
pegawai bukan saja sebagai kawan sekerja tetapi juga teman sepenanggungan di
dalam hubungan relasional di tengah komunitas atau persekutuan. Tanggung-jawab
pemimpin seperti Ephorus, sebagaimana dinampakkan dan diwujudkan Ds. G.H.M.
Siahaan, bukan hanya sekedar untuk mengatur, memerintah dan membawa yang
dipimpin ke suatu arah tujuan, tetapi juga untuk dapat hidup rukun bersama,
damai sejahtera sebagai pekerja-pekerja di ladang Tuhan yang sama.
Dengan motif
kepemimpinan seperti itu, maka Ds. G.H.M. Siahaan tidak melihat adanya
perbedaan seorang Direktur Departemen dengan Wakilnya. Tidak ada perbedaan
Staff dengan pegawai biasa. Bahkan tidak ada perbedaan seorang Kepala Biro
Keuangan dengan si Pogos penjaga malam. Sebab semua mereka adalah pekerja di
ladang Tuhan, sesuai dengan tugas dan panggilannya, sesuai dengan talenta dan
kemampuannya. Masing-masing adalah seorang pribadi, manusia yang hakiki, yang
berharga di mata Tuhan dan juga di Kantor Pusat HKBP Pearaja.
Oleh karena itu,
tidak begitu mengherankan apabila suatu ketika Ds.G.H.M. Siahaan menyapa amang
Simanjuntak tukang babat rumput di Kantor Pusat. Ds. G.H.M. Siahaan menyapanya,
bukan karena kebetulan marga hulahulanya. tetapi karena ia adalah pegawai di
Kantor Pusat Pearaja. Suatu ketika Ompu i meminta rokoknya. Di dalam hati amang
Simanjuntak: "tak mungkin Ompung Ephorus ini meminta rokok saya, karena
rokok saya adalah Union Pendek." Lalu karena diminta lagi, amang
Simanjuntak mengatakan: "Na boha do Ompung on, ai sigaret Union do
sigaretniba." - Bagaimana Ompung ini, rokok saya kan Union." –
Tetapi Ompu i
mendesak lagi: lma, ndang pola boha i. " - "Itulah, tidak apaapa
itu." Amang Simanjuntak tetap merasa keberatan, karena merasa tidak pantas
Ompu i mengisap rokoknya, Union. Unang Ompung, annon batuk Ompu i.
"-"Tidak Ompung, nanti Ompu i batuk." –
Ompu i mendesak lagi:
"Dia ma molo songon i. Ai so ho na batuk, ahu do."-"Berilah, kan
bukan kau yang batuk, melainkan saya", kata Ompu i bergurau. Akhirnya
Amang Simanjuntak memberi rokoknya kepada Ompu i. Setelah menghisap satu kali -
dua kali, Jalu Ompu i merogoh kantongnya, diambilnya rokok dari dalam kantongnya,
rokok Gudang Garam filter, dan berkata: "Nah, buat hamu di hamu. Ai asa
martukkar sigaret do hita. "-''Nah, ambillah sama kau. Maksudku, supaya
kita saling tukar rokok saja.' –
Dengan cara seperti
itulah, terjalin keakraban, hubungan persaudaraan antara Ompu i dengan para
Staff, pegawai dan semua pekerja di. Kantor Pusat HKBP Pearaja. Sekalipun Ompu
i Ds.G.H.M. Siahaan sangat akrab dengan semua pihak, bahk.an dapat membaur
dengan para staff dan pegawai Kantor Pusat, namun Ompu j tetap ketat dan tekun
melakukan semua tugas dan tanggung jawabnya sebagai Ephorus. ·