Suatu ketika dalam
berbincang-bincang Atau percakapan informal, pernah dikemukakan kepada Ds.
G.H.M. Siahaan bahwa gereja perlu menyediakan anggaran yang cukup untuk
pembinaan pemuda gereja. Sebab peranan pemuda itu penting pada kehidupan gereja
masa kini, terlebih pada masayang akan datang. Pemuda adalah masa depan gereja,
sehingga mereka harus dibina, dan gereja harus serius memperhatikannya. –
Kemudian Ompu i
memberikan tanggapannya. Menurutnya, pendapat itu benar, namun perlu dikoreksi.
Betul gereja harus menyediakan. biaya untuk pembinaan kaum muda. Akan tetapi
pemuda itu sendiri harus turut serta memberikan sumbangannya, taruna sendiri,
untuk pembinaan pemuda. Ketika ditanya dari mana pemuda memperoleh uang atau
dana, sementara mereka masih sekolah atau mahasiswa dan belum bekerja, maka
Ompu i menjawab pendek saja: "Pemuda harus ada prakarsa!" Kemudian
baru dilanjutkan lagi : " Biaya pembinaan pemuda gereja yang seluruhnya
ditanggung oleh gereja adalah mematikan prakarsa kaum muda. –
Sebab pembinaan yang
dimaksudkan sebenarnya termasuk upaya menumbuhkan prakarsa dan juga pembentukan
pola berpikir, bertingkah-laku dan pola hidup bergereja, yang di dalamnya
termasuk untuk pembinaan membangun diri -dan kehidupan pemuda yang lebih dewasa
dan mandiri." lsi percakapan itu adalah salah satu contoh bahwa dalam ke
pemimpinan Ds. G.H.M. Siahaan selalu berorientasi untuk menumbuh kembangkan
kemandirian. dan untuk membangun prakarsa, bukan saja di kalangan pemuda,
tetapi juga di kalangan para pelayan dan majelis gereja. Itulah sebenarnya yang
menjadi alasan, mengapa dalam setiap Rapat-rapat yang dipimpin Ds. G.H.M.
Siahaan, seperti Rapat Majelis Pusat atau Rapat Praesess pada sesi pertama
selalu dipakai sebagai kesempatan untuk ngobrol-ngobrol, berbincang-bincang
atau manghatahatai. –
Tujuannya adalah agar
seseorang dapat mengutarakan pendapat dan perasaarmya secara bebas dan terbuka.
Pada sesi pertama itu, sesi manghatahata i, sepertinya memang tidak serius,
tetapi apa yar..g diperbincangkan adalah hal-hal yang penting. Tidak terlalu
formil, tetapi seseorang yang berbicara dapat dengan mandiri dan tidak merasa
terbeban untuk mengutarakan pandangannya. Hal itu bukan berarti karena tidak
ada agenda rapat, atau karena tidak ada acara yang formil, tentu tidak. Sebab
agenda rapat sudah dicantumkan pada undangan rapat. –
Namun kesempatan
manghatahatai itu menjadi sangat penting ketika ternyata dalam suasana seperti
itu terjalin keakraban dan kebebasan berbicara, apalagi diselang-selingi guy on
dan humor yang san gat bermakna. Misalnya, dalam setiap rapat Praeses, sering
diminta Ompu i agar Praeses Pdt. S.P. Sire gar menyampaikan berbagai pandangan
dan pengalamannya selama antara Rapat Praeses terakhir. Praeses Pdt. S.P.
Siregar ini memang pandai berguyon dan bercerita yang lucu-lucu. Suasana
rapatpun akan terkesan sebagai suasana pertemuan silaturahmi yang mengasyikkan.
Itulah cara membentuk prakarsa dan melepas ketergantungan seseorang kepada
orang lain termasuk kepada pimpinannya. Dalam memimpin rapat, apalagi. dalam
proses pengambilan keputusan, Ds. G.H.M. Siahaan selalu mendasarkan keputusan
di atas pemikiran yang sudah matang, tidak tergesa-gesa dan tidak boleh ada
yang tidak paham mengenai keputusan yang akan ditetapkan. –
Untuk itu, Ds. G.H.M
. Siahaan selalu ingin mengetahui sejauh mana peserta mengetahui isi, jiwa dan
dampak dari keputusan yang akan diambil. Untuk sampai kepada tahapan seperti
itu, maka Ompu i selalu meminta agar masing-masing peserta mengutarakan
pandangannya.
Dengan demikian tidak
ada yang memonopoli rapat, tidak pula ada yang hanya pendengar dan hanya
mengaminkan apa yang dikatakan pimpinan rapat saja. Semua peserta rapat
didewasakan agar mandiri dalam berpikir, memberi prakarsa dan bebas dari
pengaruh dan ·. ketergantungan terhadap pandangan orang lain. –
Setelah semua
memahami dan mengerti keputusan yang akan diambil, barulah keputusan itu
ditetapkan. Dalam proses seperti itu, Ompu i Ephorus Ds. G. H. M. Siahaan lebih
banyak mendengar daripada berbicara. Ada banyak pemimpin yang gemar berbicara
banyak tentang yang apa ·yang dia ketahui, yang dilihatnya dan yang dialaminya
agar dikerjakan orang yang dipimpinnya. Pemimpin seperti itu banyak ·
memaparkan pengalaman yang dilihatnya, lalu hanya mengkritik, menegur dan
menasehati bawahannya. Kemudian dilanjutkannya lagi menyampaikan pokok
pikirannya, visi, misalnya pokok-pokok yang perlu diterjemahkan dalam bentuk
program kelja. –
Dalam kepemimpinan
seperti itu, hampir sepertiga dari waktu rapat hanya untuk mendengar pemimpin
·rapat. Masalahnya, boleh saja ada yang diam tapi tidak mengerti, ada yang tak
sanggup menerima untuk dilakukan, meski kelihatan peserta rapat manggut-manggut
seolah-olah sudah memahaminya. Hasilnya, memang seperti kelihatan hebat dan
mengagumkan tetapi ternyata tidak terimplementasi ke dalam program. Sistem
rapat top-down, " dari atas ke bawah, seperti itu sering justru mematikan
prakarsa dan mengikat seseorang untuk terus merasa tergantung kepada
pimpinannya. –
Tetapi kebiasaan Ds.
G.H.M. Siahaan dalam kepemimpinannya tidak seperti itu. la lebih banyak
mendengar dan selalu diusahakan supaya orang lain yang banyak berbicara dan
mengungkapkan pendapatnya. Dari sanalah Ompu i Ephorus menangkap pikiran, yang
manakah keputusan yang perlu diambil. Begitulah sesungguhnya pemimpin yang
demokratis yang mau mendengar, dan menghargai pendapat orang lain yang
dipimpinnya.
Ephorus Ds. G .H.M
Siahaan ·selalu fleksibel, penuh pertimbangan bahkan terkesan mengulur-ulur
waktu di dalam pengambilan setiap keputusan. Maksudnya sebenarnya adalah agar
setiap keputusan benar-benar basil dari pertimbangan yang matang, menyadari
baik buruknya dan segala dampak dan konsekwensi yang diakibatkannya. –
Akan tetapi setelah
menjadi suatu keputusan, ia sangat tegas dan konsekwen menjalankan keputusan
tersebut. Bila ada orang yang tidak jujur dan tidak patuh kepada keputusan yang
sudah ditetapkan, ia tidak akan segan dan tidak ragu mengambil konsekwensi atas
tindakannya tersebut. Hal itu kadang-kadang tidak dimengerti oleh beberapa
pelayan HKBP. Hanya berdasarkan pengamatan selintas, karena mengenal Ds. G.H.M.
Siahaan sebagai orang yang ramah, lembut dan tidak akan sampai hati melakukan
tindakan tegas, maka seseorang akhirnya dapat melakukan kesalahan yang fatal. –
Dalam prinsip
kemandirian, Ompu i tidak membiasakan diri bergantung kepada orang lain. Ia
tidak terlalu berharap pertolongan yang bersifat mengikat. Ia tidak suka
merepotkan keluarga atau temannya. Jika hendak melakukan sesuatu, ia selalu
berusaha dari kemauan dan kemampuan yang dimilikinya sendiri, dengan tujuan
agar tidak membebani orang lain. –
Memang, ada orang
yang senang supaya orang lain memperhatikan dan menjadi fokus perhatian dari
sesamanya. Misalnya, seseorang ingin agar orang lain memfasilitasi
keperluannya. Akan tetapi tidak demikian bagi Ompu i Ephorus Ds. G.H.M.
Siahaan. Segala kepentingan pribadi, apakah makanan, masalah transpotasi.
masalah akomodasi dan fasilitas lainnya, selalu diusahakannya sendiri.
Kadang-kadang hal seperti itu memang justru merepotkan orang lain juga. Setiap
bepergian, misalnya, Ompu i sudah mempersiapkan segala kebutuhannya, termasuk
roti untuk sarapan pagi. –
Akan tetapi apabila
sampai di tempat yang dituju, tuan rumah kadang-kadang merasa bersalah atau
setidaknya kutang puas menjamu Ompu i karena ternyata sarapan yang
disediakannya tidak dimakan Ompu i, karena sudah membawa roti dari Tarutung
untuk sarapan pagi. Tentunya yang kebagian adalah supir dan Sekretaris
Khususnya. Hal-hal seperti itu·, memang cocoklah bagi mereka.
Bagi orang yang sudah
mengenal Ompu i, pasti sudah tabu, bahwa ia tidak perlu mengambil hati, mambuat
roha, karena hal seperti itulah yang dikeheudakinya. –
Pernah suatu ketika
istri Praeses berkata kepada Ompu i: ''Maol do buaton roha ni Ompu on''-
"Sangat sulit untuk mengambiil hati Ompung ini! ", katanya, rupanya
mereka terlalu segan dan selalu ragu-ragu menguhkan sesuatu kepada Ds. G.H.M.
Siahaan. Kemudian Ompu i menjawabnya: "Ndang loason antong buatonmuna
rohaniba, annon gabe·so marroha iba. " Semua orang hadir ketika itu
tertawa mendengar jawaban Ompu i Ternyata Ephorus Ds. G.H.M. Siahaan mau juga
bersenda-gurau dengan ibu-ibu. Ephorus · juga mengatakan, tidak perlu mencari
perhatian dengan menyediakan segala keinginan pimpinan. Sebab tidak semua
pemimpin berharap agar diperlakukan seperti itu. Sebaiknya, cukup kalau
dilayani saja sebagaimana mestinya, tidak perlu berlebihan. –
Begitulah sikap
kepribadian yang dimiliki Ephorus Ds. G.H.M Siahaan. Nampaknya, prinsip dan
pola pelayanan sebagai gembala yang dianutnya. Para Pendeta HKBP dan pelayan
Gereja lainnya tidak merasa terbeban melayani Ephorus Ds. G.H.M Siahaan pada
masa kepemimpinannya.
Di cover dalam
Almanak HKBP, dari dulu sampai sekarang selalu tertulis : "Almanak HKBP Na
pinatomutomu ni Ephorus HKBP". Almanak itu memang disusun dan ditulis oleh
Ephorus HKBP. Apakah memang demikian? Pada masa Ds. G.H.M. Siahaan menjadi
Ephorus, Almanak itu disusun oleh Ephorus sendiri. –
Akan tetapi pada masa
periode akhir ke-Ephorus-annya, Almanak itu sudah disusun secara bersama-sama.
Hal itu terjadi karena sudah ada keterbatasan Ompu i sesuai dengan keadaan
fisik dan umurnya yang sudah semakin Ianjut Ds. G.H.M. Siahaan hanya menyusun
nats untuk evangelis Hal itu adalah pekerjaan khusus buat Ephorus. –
Ada berbagai buku
yang dipakai untuk itu, salah satu di antaranya Losungen, namun buku tersebut
adalah hanya sebagai bahan pertimbangan. Sebab, yang menetapkan suatu nats
adalah Ephorus sendiri. Kalau masih memungkinkan, Ephorus juga yang menyusun
Epistelnya, tetapi kalau tidak mungkin hal itu diberikan kepada Sekretaris
Jenderal. Nats-nats harian untuk pagi dan malam hari nomor Buku Ende dan
informasi kepersonaliaan dan lain-lain diberikan kepada sekretaris Jenderal
HKBP.-
Pertanyaannya adalah:
"Bagaimana ·cara Ephorus menyusun Almanak HKBP, khususnya ayat evangelium?
' Hal itu pernah ditanyakan langsung oleh Pdt. T.P. Nababan. Ompu i menjawab,
"Tondi i do manogunogu ahu manura thon i". Menurut Ompu i pad a saat
menyusun Almanak HKBP Roh Kuduslah yang membimbingnya.
Ketika hendak
menyusun nats evangelium untuk Almanak, Ompu i selalu meminta petunjuk Tuhan
melalui doa. Oleh karena itu, nats tertentu pada bulan dan peristiwa tertentu
dapat sangat tepat berbicara sesuai dengan konteks. situasi dan kondisi. Hal
itu kadang-kadang diyakini sebagai suatu nubuatan. Sebab nats ternyata
berbicara secara langsung kepada peristiwa yang baru terjadi, sekalipun nats
itu sebenarnya sudah ditetapkan satu tahun sebelumnya.-
Pada akhir tahun
1980, setelah pulang dari Sidang Raya PGI, Ds. G.H.M. Siahaan dirawat inap di
Rumah Sakit Cikini Jakarta, kemudian barus istirahat lagi beberapa minggu lagi
di Mess PGI, Jln. Teuku Umar Jakarta. Untuk mengatasi persiapan penyusunan
Almanak tahun 1981, Sekretaris Jenderal membentuk tim yang dipimpinnya sendiri.
Tim itu telah menghasilkan konsep Almanak 1981, dan siap untuk dicetak. Hanya
menunggu persetujuan Ephorus saja. –
Ompu i kembali dari
Jakarta, yang dijemput langsung oleh Pdt. T.P. Nababan tanggal 17 September
1980. Sebelumnya Sekretaris Jenderal berpesan, kalau Ompu i setuju, langsung
saja ke Percetakan HKBP agar almanak tersebut dicetak. –
Akan tetapi ketika
sudah dekat kota Pematang Siantar, Ompu i meminta singgah dulu di Percetakan
HKBP, untuk menyerahkan konsep Almanak 1981 yang sudah disusunnya sendiri. Pdt.
T.P. Nababan hanya terperangah, sebab naskah Almanak yang sudah siap disusun
tim yang dibentuk Sekretaris Jenderal HKBP itu ternyata. tidak berguna lagi. –
Rupanya sambil
istirahat di Mess PGI jl Teuku Umar Jakarta, Ompu i sudah menyusun draft
Almanak tersebut tanpa buku referensi. Sepengetahuannya, Ompu i hanya membawa
Bibel Alkitab, Buku Ende dan Almanak 1980 ke Sidang Raya PGI. Bahan Almanak
tersebut ditulis tangan dengan rapih dan jelas terbaca. Inilah berkat bimbingan
Roh Kudus yang dimaksud Ompu i, pikir Pdt. T.P. Nababan. –
Sampai akhir
hidupnya, Ompu i Ds. G.H.M. Siahaan tidak pernah mengetahui adanya Tim
penyusunan Almanak 1981 yang dibentuk Sekjen tersebut, karena kemudian Ds. P.M.
Sihombing juga berpesan bahwa sebaiknya keberadaan tim tersebut tidak perlu
diberitahukan kepada Ompu i Ephorus HKBP.