2.2.11. Membangun Prakarsa, Melepas Ketergantungan


Suatu ketika dalam berbincang-bincang Atau percakapan informal, pernah dikemukakan kepada Ds. G.H.M. Siahaan bahwa gereja perlu menyediakan anggaran yang cukup untuk pembinaan pemuda gereja. Sebab peranan pemuda itu penting pada kehidupan gereja masa kini, terlebih pada masayang akan datang. Pemuda adalah masa depan gereja, sehingga mereka harus dibina, dan gereja harus serius memperhatikannya. –

Kemudian Ompu i memberikan tanggapannya. Menurutnya, pendapat itu benar, namun perlu dikoreksi. Betul gereja harus menyediakan. biaya untuk pembinaan kaum muda. Akan tetapi pemuda itu sendiri harus turut serta memberikan sumbangannya, taruna sendiri, untuk pembinaan pemuda. Ketika ditanya dari mana pemuda memperoleh uang atau dana, sementara mereka masih sekolah atau mahasiswa dan belum bekerja, maka Ompu i menjawab pendek saja: "Pemuda harus ada prakarsa!" Kemudian baru dilanjutkan lagi : " Biaya pembinaan pemuda gereja yang seluruhnya ditanggung oleh gereja adalah mematikan prakarsa kaum muda. –

Sebab pembinaan yang dimaksudkan sebenarnya termasuk upaya menumbuhkan prakarsa dan juga pembentukan pola berpikir, bertingkah-laku dan pola hidup bergereja, yang di dalamnya termasuk untuk pembinaan membangun diri -dan kehidupan pemuda yang lebih dewasa dan mandiri." lsi percakapan itu adalah salah satu contoh bahwa dalam ke pemimpinan Ds. G.H.M. Siahaan selalu berorientasi untuk menumbuh kembangkan kemandirian. dan untuk membangun prakarsa, bukan saja di kalangan pemuda, tetapi juga di kalangan para pelayan dan majelis gereja. Itulah sebenarnya yang menjadi alasan, mengapa dalam setiap Rapat-rapat yang dipimpin Ds. G.H.M. Siahaan, seperti Rapat Majelis Pusat atau Rapat Praesess pada sesi pertama selalu dipakai sebagai kesempatan untuk ngobrol-ngobrol, berbincang-bincang atau manghatahatai. –

Tujuannya adalah agar seseorang dapat mengutarakan pendapat dan perasaarmya secara bebas dan terbuka. Pada sesi pertama itu, sesi manghatahata i, sepertinya memang tidak serius, tetapi apa yar..g diperbincangkan adalah hal-hal yang penting. Tidak terlalu formil, tetapi seseorang yang berbicara dapat dengan mandiri dan tidak merasa terbeban untuk mengutarakan pandangannya. Hal itu bukan berarti karena tidak ada agenda rapat, atau karena tidak ada acara yang formil, tentu tidak. Sebab agenda rapat sudah dicantumkan pada undangan rapat. –

Namun kesempatan manghatahatai itu menjadi sangat penting ketika ternyata dalam suasana seperti itu terjalin keakraban dan kebebasan berbicara, apalagi diselang-selingi guy on dan humor yang san gat bermakna. Misalnya, dalam setiap rapat Praeses, sering diminta Ompu i agar Praeses Pdt. S.P. Sire gar menyampaikan berbagai pandangan dan pengalamannya selama antara Rapat Praeses terakhir. Praeses Pdt. S.P. Siregar ini memang pandai berguyon dan bercerita yang lucu-lucu. Suasana rapatpun akan terkesan sebagai suasana pertemuan silaturahmi yang mengasyikkan. Itulah cara membentuk prakarsa dan melepas ketergantungan seseorang kepada orang lain termasuk kepada pimpinannya. Dalam memimpin rapat, apalagi. dalam proses pengambilan keputusan, Ds. G.H.M. Siahaan selalu mendasarkan keputusan di atas pemikiran yang sudah matang, tidak tergesa-gesa dan tidak boleh ada yang tidak paham mengenai keputusan yang akan ditetapkan. –

Untuk itu, Ds. G.H.M . Siahaan selalu ingin mengetahui sejauh mana peserta mengetahui isi, jiwa dan dampak dari keputusan yang akan diambil. Untuk sampai kepada tahapan seperti itu, maka Ompu i selalu meminta agar masing-masing peserta mengutarakan pandangannya.

Dengan demikian tidak ada yang memonopoli rapat, tidak pula ada yang hanya pendengar dan hanya mengaminkan apa yang dikatakan pimpinan rapat saja. Semua peserta rapat didewasakan agar mandiri dalam berpikir, memberi prakarsa dan bebas dari pengaruh dan ·. ketergantungan terhadap pandangan orang lain. –

Setelah semua memahami dan mengerti keputusan yang akan diambil, barulah keputusan itu ditetapkan. Dalam proses seperti itu, Ompu i Ephorus Ds. G. H. M. Siahaan lebih banyak mendengar daripada berbicara. Ada banyak pemimpin yang gemar berbicara banyak tentang yang apa ·yang dia ketahui, yang dilihatnya dan yang dialaminya agar dikerjakan orang yang dipimpinnya. Pemimpin seperti itu banyak · memaparkan pengalaman yang dilihatnya, lalu hanya mengkritik, menegur dan menasehati bawahannya. Kemudian dilanjutkannya lagi menyampaikan pokok pikirannya, visi, misalnya pokok-pokok yang perlu diterjemahkan dalam bentuk program kelja. –

Dalam kepemimpinan seperti itu, hampir sepertiga dari waktu rapat hanya untuk mendengar pemimpin ·rapat. Masalahnya, boleh saja ada yang diam tapi tidak mengerti, ada yang tak sanggup menerima untuk dilakukan, meski kelihatan peserta rapat manggut-manggut seolah-olah sudah memahaminya. Hasilnya, memang seperti kelihatan hebat dan mengagumkan tetapi ternyata tidak terimplementasi ke dalam program. Sistem rapat top-down, " dari atas ke bawah, seperti itu sering justru mematikan prakarsa dan mengikat seseorang untuk terus merasa tergantung kepada pimpinannya. –

Tetapi kebiasaan Ds. G.H.M. Siahaan dalam kepemimpinannya tidak seperti itu. la lebih banyak mendengar dan selalu diusahakan supaya orang lain yang banyak berbicara dan mengungkapkan pendapatnya. Dari sanalah Ompu i Ephorus menangkap pikiran, yang manakah keputusan yang perlu diambil. Begitulah sesungguhnya pemimpin yang demokratis yang mau mendengar, dan menghargai pendapat orang lain yang dipimpinnya.

Ephorus Ds. G .H.M Siahaan ·selalu fleksibel, penuh pertimbangan bahkan terkesan mengulur-ulur waktu di dalam pengambilan setiap keputusan. Maksudnya sebenarnya adalah agar setiap keputusan benar-benar basil dari pertimbangan yang matang, menyadari baik buruknya dan segala dampak dan konsekwensi yang diakibatkannya. –

Akan tetapi setelah menjadi suatu keputusan, ia sangat tegas dan konsekwen menjalankan keputusan tersebut. Bila ada orang yang tidak jujur dan tidak patuh kepada keputusan yang sudah ditetapkan, ia tidak akan segan dan tidak ragu mengambil konsekwensi atas tindakannya tersebut. Hal itu kadang-kadang tidak dimengerti oleh beberapa pelayan HKBP. Hanya berdasarkan pengamatan selintas, karena mengenal Ds. G.H.M. Siahaan sebagai orang yang ramah, lembut dan tidak akan sampai hati melakukan tindakan tegas, maka seseorang akhirnya dapat melakukan kesalahan yang fatal. –

Dalam prinsip kemandirian, Ompu i tidak membiasakan diri bergantung kepada orang lain. Ia tidak terlalu berharap pertolongan yang bersifat mengikat. Ia tidak suka merepotkan keluarga atau temannya. Jika hendak melakukan sesuatu, ia selalu berusaha dari kemauan dan kemampuan yang dimilikinya sendiri, dengan tujuan agar tidak membebani orang lain. –

Memang, ada orang yang senang supaya orang lain memperhatikan dan menjadi fokus perhatian dari sesamanya. Misalnya, seseorang ingin agar orang lain memfasilitasi keperluannya. Akan tetapi tidak demikian bagi Ompu i Ephorus Ds. G.H.M. Siahaan. Segala kepentingan pribadi, apakah makanan, masalah transpotasi. masalah akomodasi dan fasilitas lainnya, selalu diusahakannya sendiri. Kadang-kadang hal seperti itu memang justru merepotkan orang lain juga. Setiap bepergian, misalnya, Ompu i sudah mempersiapkan segala kebutuhannya, termasuk roti untuk sarapan pagi. –

Akan tetapi apabila sampai di tempat yang dituju, tuan rumah kadang-kadang merasa bersalah atau setidaknya kutang puas menjamu Ompu i karena ternyata sarapan yang disediakannya tidak dimakan Ompu i, karena sudah membawa roti dari Tarutung untuk sarapan pagi. Tentunya yang kebagian adalah supir dan Sekretaris Khususnya. Hal-hal seperti itu·, memang cocoklah bagi mereka.

Bagi orang yang sudah mengenal Ompu i, pasti sudah tabu, bahwa ia tidak perlu mengambil hati, mambuat roha, karena hal seperti itulah yang dikeheudakinya. –

Pernah suatu ketika istri Praeses berkata kepada Ompu i: ''Maol do buaton roha ni Ompu on''- "Sangat sulit untuk mengambiil hati Ompung ini! ", katanya, rupanya mereka terlalu segan dan selalu ragu-ragu menguhkan sesuatu kepada Ds. G.H.M. Siahaan. Kemudian Ompu i menjawabnya: "Ndang loason antong buatonmuna rohaniba, annon gabe·so marroha iba. " Semua orang hadir ketika itu tertawa mendengar jawaban Ompu i Ternyata Ephorus Ds. G.H.M. Siahaan mau juga bersenda-gurau dengan ibu-ibu. Ephorus · juga mengatakan, tidak perlu mencari perhatian dengan menyediakan segala keinginan pimpinan. Sebab tidak semua pemimpin berharap agar diperlakukan seperti itu. Sebaiknya, cukup kalau dilayani saja sebagaimana mestinya, tidak perlu berlebihan. –

Begitulah sikap kepribadian yang dimiliki Ephorus Ds. G.H.M Siahaan. Nampaknya, prinsip dan pola pelayanan sebagai gembala yang dianutnya. Para Pendeta HKBP dan pelayan Gereja lainnya tidak merasa terbeban melayani Ephorus Ds. G.H.M Siahaan pada masa kepemimpinannya.

Di cover dalam Almanak HKBP, dari dulu sampai sekarang selalu tertulis : "Almanak HKBP Na pinatomutomu ni Ephorus HKBP". Almanak itu memang disusun dan ditulis oleh Ephorus HKBP. Apakah memang demikian? Pada masa Ds. G.H.M. Siahaan menjadi Ephorus, Almanak itu disusun oleh Ephorus sendiri. –

Akan tetapi pada masa periode akhir ke-Ephorus-annya, Almanak itu sudah disusun secara bersama-sama. Hal itu terjadi karena sudah ada keterbatasan Ompu i sesuai dengan keadaan fisik dan umurnya yang sudah semakin Ianjut Ds. G.H.M. Siahaan hanya menyusun nats untuk evangelis Hal itu adalah pekerjaan khusus buat Ephorus. –

Ada berbagai buku yang dipakai untuk itu, salah satu di antaranya Losungen, namun buku tersebut adalah hanya sebagai bahan pertimbangan. Sebab, yang menetapkan suatu nats adalah Ephorus sendiri. Kalau masih memungkinkan, Ephorus juga yang menyusun Epistelnya, tetapi kalau tidak mungkin hal itu diberikan kepada Sekretaris Jenderal. Nats-nats harian untuk pagi dan malam hari nomor Buku Ende dan informasi kepersonaliaan dan lain-lain diberikan kepada sekretaris Jenderal HKBP.-

Pertanyaannya adalah: "Bagaimana ·cara Ephorus menyusun Almanak HKBP, khususnya ayat evangelium? ' Hal itu pernah ditanyakan langsung oleh Pdt. T.P. Nababan. Ompu i menjawab, "Tondi i do manogunogu ahu manura thon i". Menurut Ompu i pad a saat menyusun Almanak HKBP Roh Kuduslah yang membimbingnya.
Ketika hendak menyusun nats evangelium untuk Almanak, Ompu i selalu meminta petunjuk Tuhan melalui doa. Oleh karena itu, nats tertentu pada bulan dan peristiwa tertentu dapat sangat tepat berbicara sesuai dengan konteks. situasi dan kondisi. Hal itu kadang-kadang diyakini sebagai suatu nubuatan. Sebab nats ternyata berbicara secara langsung kepada peristiwa yang baru terjadi, sekalipun nats itu sebenarnya sudah ditetapkan satu tahun sebelumnya.-

Pada akhir tahun 1980, setelah pulang dari Sidang Raya PGI, Ds. G.H.M. Siahaan dirawat inap di Rumah Sakit Cikini Jakarta, kemudian barus istirahat lagi beberapa minggu lagi di Mess PGI, Jln. Teuku Umar Jakarta. Untuk mengatasi persiapan penyusunan Almanak tahun 1981, Sekretaris Jenderal membentuk tim yang dipimpinnya sendiri. Tim itu telah menghasilkan konsep Almanak 1981, dan siap untuk dicetak. Hanya menunggu persetujuan Ephorus saja. –

Ompu i kembali dari Jakarta, yang dijemput langsung oleh Pdt. T.P. Nababan tanggal 17 September 1980. Sebelumnya Sekretaris Jenderal berpesan, kalau Ompu i setuju, langsung saja ke Percetakan HKBP agar almanak tersebut dicetak. –

Akan tetapi ketika sudah dekat kota Pematang Siantar, Ompu i meminta singgah dulu di Percetakan HKBP, untuk menyerahkan konsep Almanak 1981 yang sudah disusunnya sendiri. Pdt. T.P. Nababan hanya terperangah, sebab naskah Almanak yang sudah siap disusun tim yang dibentuk Sekretaris Jenderal HKBP itu ternyata. tidak berguna lagi. –

Rupanya sambil istirahat di Mess PGI jl Teuku Umar Jakarta, Ompu i sudah menyusun draft Almanak tersebut tanpa buku referensi. Sepengetahuannya, Ompu i hanya membawa Bibel Alkitab, Buku Ende dan Almanak 1980 ke Sidang Raya PGI. Bahan Almanak tersebut ditulis tangan dengan rapih dan jelas terbaca. Inilah berkat bimbingan Roh Kudus yang dimaksud Ompu i, pikir Pdt. T.P. Nababan. –

Sampai akhir hidupnya, Ompu i Ds. G.H.M. Siahaan tidak pernah mengetahui adanya Tim penyusunan Almanak 1981 yang dibentuk Sekjen tersebut, karena kemudian Ds. P.M. Sihombing juga berpesan bahwa sebaiknya keberadaan tim tersebut tidak perlu diberitahukan kepada Ompu i Ephorus HKBP.