1.3.14. Teguh Mencipta Damai
Salah satu keputusan
Sinode Godang 1984 adalah mempercayakan kepada Ephorus HKBP untuk
merehabilitasi beberapa pelayan HKBP yang dihukum oleh Sinode Godang ke 44,
tanggal 28 Oktober -4 Nopember 1978 yang lalu. –
Berdasarkan keputusan
Sinode Godang 1984 itu, maka Ds. G.H.M. Siahaan melakukan berbagai pendekatan
kepada semua pihak, baik kepada pendeta yang terhukum oleh Sinode Godang,
maupun kepada pendeta-pendeta tertentu yang kurang setuju terhadap usaha
rehabilitasi tersebut.
Sebab tidak dapat dipungkiri, bahwa tidak
semua peserta Sinode Godang siap menerima upaya merehabilitasikan tersebut
tanpa ada kriteria tertentu, tentang siapa yang layak dan sudah waktunya
direhabilitasi. Apalagi beberapa di antara mereka yang dihukum oleh Sinode
Godang tersebut ada yang memakai uang milik Universitas HKBP Nommensen tanpa
prosedur yang sebenarnya, dan oleh karena itu harus dikembalikan kepada HKBP.
Pada rapat-rapat
Praeses dan Parhalado Pusat setelah Sinode Godang 17-22 Nopember 1984, akhirnya
diputuskan, agar Ompu i Ephorus, Ds. G.H.M. Siahaan selektif dalam
merehabilitasi mereka. Tanpa mengabaikan keputusan tersebut, Ds. G.H.M. Siahaan
selalu teguh dalam pendiriannya. -
Menurut Ds. G.H.M.
Siahaan, mereka yang dihukum oleh Sinode Godang sudah waktunya untuk
direhabilitasi. Artinya, hak dan tanggung jawabnya sebagai pendeta HKBP
dikembalikan seperti sediakala. –
Dalam suatu rapat
Parhalado Pusat pernah diungkapkan Ds. GH.M Siahaan, bahwa HKBP tidak ada gunanya
merayakan Jubileum 125 tahun HKBP, apabila ternyata ada satu orang saja yang
tidak mengalami pembebasan dari beban-beban yang ditimpakan kepadanya,
sekalipun itu karena kesalahannya. –
Dengan mengambil arti
dan makna tahun jobel di tengah umat Israel, maka HKBP harus membebaskan setiap
orang yang berhutang kepadanya. HKBP harus membebaskan setiap orang yang
dihukum nya.
Makna tahun jobel dan
perayaan jubileum adalah pembebasan hutang, dari segala bentuk hutang yang ada.
Dengan demikian apabila HKBP merayakan Jubileum tahun 1986, maka pada tahun itu
semua pelayan HKBP sudah kembali kepada situasi dan kondisi seperti sediakala.
Dalam hal itu, Ds. G.H.M. Siahaan harus diakui sangat gigih dan teguh
menciptakan damai di HKBP.
Dengan tekad dan
keteguhan hati itu, Ds. G.H.M. Siahaan sebagai Ephorus HKBP melakukan berbagai
keputusan penting dalam bidang rehabilitasi kepersonaliaan.-
Mereka yang dahulu
dikenakan hukuman dengan tidak boleh menjabat jabatan pemimpin struktural di
dalam pelayanan, seperti Pendeta Ressort, Direktur Departemen dan kepemimpinan
struktural lainnya, akhirnya dipulihkan dan diberi kesempatan untuk menjabat
jabatan kepemimpinan struktural.
Menjelang jubileum
125 tahun HKBP itu, mereka yang oleh Sinode Godang tahun 1978 dikenakan hukuman
telah ada yang menjadi Pendeta Ressort, Kepala Biro, Direktur Departemen dan
Dosen pada lembaga perguruan tinggi yang ada di lingkungan HKBP, dan jabatan
pemimpin struktural lainnya.
Ds. G.H.M. Siahaan
bertekad, bahwa tidak akan meninggalkan masalah pada akhir kepemimpinan nya.
Hal itu sudah merupakan komitmen di dalam dirinya. Itulah sebabnya semua
tema-tema Sinode Godang yang ditetapkan pada periode terakhir kepemimpinan nya
di fokuskan kepada konsolidasi, pembinaan dan rekonsiliasi di dalam tubuh HKBP,
khususnya di dalam diri sesama pelayan HKBP. –
Dengan demikian
sangat jelas kelihatan adanya perencanaan Ds. G.H.M. Siahaan yang matang dan
pasti, bahwa konflik harus diakhi1i dengan kerukunan. Kemelut harus
diselesaikan dengan damai. Hal itu berarti Ds. G.H.M. Siahaan berupaya
semaksimalmaksimalnya, agar tidak ada kemelut yang berkepanjangan, agar konflik
tidak terus-menerus bergejolak di tengah-tengah para pelayan dan agar tidak ada
kesalahan yang tidak termaafkan.
Untuk melaksanakan
pemulihan dan pembebasan sesuai dengan makna tahun jobel tersebut, maka Ds.
G.H.M. Siahaan bukan saja melakukan keputusan-keputusan official, misalnya
melalui surat-surat keputusan dari Kantor Pusat dari Pearaja - Tarutung, tetapi
secara pribadi ia juga melakukan pendekatan kunjungan rekonsiliatif-pastoral. –
Hal itu dilakukannya
dengan mengunjungi mereka yang pernah dihukum tersebut, langsung ke tempat dan
daerah pelayanannya. Sebaliknya juga, mereka yang memperoleh pemulihan dengan
penempatan baru, misalnya menjadi Pendeta Ressort, mengundang Ephorus Ds.
G.H.M. Siahaan untuk berkunjung dan melakukan kegiatan seremonial di daerah
pelayanannya. Ketika ada dari antara mereka mengundang Ephorus Ds. G.H.M.
Siahaan untuk datang berkunjung dan melakukan kegiatan seremonial, sekalipun
jauh dari Kantor Pusat, Pearaja- Tarutung, seperti ke HKBP Ressort Jambi dan
HKBP Res sort Duri, Ds. G.H.M. Siahaan menyanggupi nya untuk datang. –
Padahal secara fisik,
Ompu i Ephorus Ds. G.H.M. Siahaan seharusnya tidak harus melakukan perjalanan
jauh lagi. Akan tetapi kunjungan pastoral itu dilakukan juga. Hal itu merupakan
suatu upaya pendekatan secara pribadi, sehingga tidak ada lagi
hambatan-hambatan psikologis antara dirinya dengan Pendeta yang bersangkutan.
Melihat contoh seperti itu, Ds. G.H.M. Siahaan benar-benar seorang figur yang
selalu merindukan damai agar segera tercapai.
Program konsolidasi
dan pembinaan yang dilakukan Ds. G.H.M. Siahaan adalah merupakan mengkondisikan
semua pelayan dan warga HKBP untuk memasuki perayaan Jubileum 125 tahun HKBP.
Ds. G.H.M. Siahaan ternyata bukan hanya berkeinginan menghapus ekses-ekses
konflik masa lalu, tetapi benar-benar hendak menciptakan situasi kondusif, baik
secara psikologis, sosiologis terlebih secara teologis. Sebab inti pokok
perayaan jubileum adalah pembebasan, keselamatan dan damai sejahtera. –
Oleh karena itu
sebelum memasuki perayaan jubileum itu, semua kendala-kendala psikologis, semua
perasaan dan pikiran yang menjadi beban, harus dibebaskan dan dilepaskan dari
setiap orang. Kondisi itulah yang diciptakan oleh Ds.G.H.M. Siahaan pada masa-masa
menjelang 7 Oktober 1986, ketika HKBP genap berusia 125 tahun. –
Dengan demikian
Jubileum 125 tahun HKBP dapat dirayakan dengan penuh kegembiraan dan keceriaan.
Tema perayaan Jubileum 125 tahun HKBP itu adalah: "Biar mida Jahowa do
mula ni pasupasu tu bangsonta Indonesia" - "Takut akan Allah adalah
sumber berkat bagi bangsa Indonesia". Sedanglan sub-tema adalah:
"Tarjou
manghobasi diri laho manomunomu industralisasi maju modem. "
- "Terpanggil
untuk mempersiapkan diri menyongsong industrialisasi yang maju/modem.''
Dari tema dan sub
tema tersebut dapat diketahui bahwa Jubileum 125 tahun HKBP bukanlah sekedar
perayaan, pesta sukaria, tetapi juga merupakan persiapan diri memasuki masa
depan yang dari Tuhan. Dengan demikian HKBP, pelayan dan warganya benar-benar
siap menghadapi masa depan yang penuh harapan.
Sedangkan sub-tema
ajakan agar HKBP, pelayan dan warganya memperlengkapi diri dalam memasuki era
industrialisasi. Hal itu merupakan suatu keharusan. Apabila HKBP tidak
menginginkan warganya tercecer di tengah arus kemajuan yang akan terjadi di
semua bidang kehidupan, maka ia harus mempersiapkan warganya memasuki era
industrialisasi. –
Oleh karena itu HKBP
menyadari bahwa harus mungkin dan semaksimal mungkin melakukan
persiapan-persiapan ke arah itu. Untuk mewujudkannya. sesuai dengan program
perayaan Jubileum 125 tahun HKBP, HKBP melakukan berbagai seminar dan lokakarya
guna mencari dan menemukan bentuk persiapan diri yang pasti, realistis dan
konkrit. –
Dalam lokakarya dan
seminar itu ada suatu sumbangan pemikiran dan sumbangan partisipatif, yaitu
HKBP turut serta memberi arah terhadap jalannya pembangunan dan memberi makna
terhadap berbagai kemungkinan kemajuan yang akan dicapai bangsa Indonesia ke
depan. (34 )
Langkah kontribusi
itu adalah membangun sikap dan perilaku takut akar. Allah sebagai, sebab dengan
sikap demikianlah Allah berkenaan dan memberkati segala karya, tindakan dan
perbuatan manusia. Hanya dengan berkat Allah itu pula manusia, termasuk HKBP,
pelayan dan warganya, dapat dipersiapkan menyongsong, menghadapi,
mengantisipasi dan memasuki era industrialisasi dengan segala permasalahannya.
–
Itulah yang dilakukan
HKBP dan seluruh pelayan dan warga jemaat nya dalam merayakan Jubileum 125
talun HKBP tersebut. Persiapan diri ke masa depan melalui perayaan Jubileum 125
tahun HKBP itu dilaksanakan melalui perayaan Jubileum setiap Jemaat, Ressort.
Distrik dan Wilayah. Setiap pelaksanaan pesta perayaan Jubileum tersebut sudah
dijadwalkan dan sudah ditentukan. Sedangkan perayaan puncak adalah tanggal12
Oktober 1986, yang diadakan di kampus Seminarium HKBP Sipoholon Tarutung yang
dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto dan Ibu Tien Soeharto.
------------------------.
Fnote-34
"Lihat, ibid.
hal. 4L
----------------------------.